Jumat, 09 Mei 2008

kalimat pengusir maksiat

Kalimat Pengusir Maksiat

SEORANG ULAMA terkemuka, Imam Sahl bin Abdullah Al-Tastari menuturkan kisah dirinya, “Ketika aku berumur tiga tahun, aku ikut pamanku yaitu Muhammad bin Sanwar melakukan qiyamullail. Aku melihat cara shalat pamanku dan menirukan gerakannya.

Suatu hari, paman berkata kepadaku, ‘Apakah kau mengingat Allah, yang menciptakanmu?’

Aku menukas, ‘Bagaimana caranya aku mengingatnya?’

Beliau menjawab, ‘Anakku, jika kau berganti pakaian dan ketika hendak tidur, katakanlah tiga kali dalam hatimu, tanpa menggerakkan lisanmu, ‘Allahu ma’i…Allahu naadhiri…Allahu syaahidi!’ (Artinya, Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku!).

Aku menghafalkan kalimat itu, lalu mengucapkannya bermalam-malam. Kemudian, aku menceritakan hal ini kepada paman.

Pamanku berkata, ‘Mulai sekarang, ucapkan zikir itu sepuluh kali setiap malam!’

Aku melakukannya, aku resapi maknanya, dan aku merasakan ada kenikmatan dalam hatiku. Pikiran terasa terang. Aku merasa senantiasa bersama Allah swt.

Satu tahun setelah itu, paman berkata, ‘Jagalah apa yang aku ajarkan kepadamu, dan langgengkanlah sampai kau masuk kubur. Zikir itu akan bermanfaat bagimu dunia dan akhirat.

Lalu pamanku berkata, ‘Hai Sahl, orang yang merasa selalu disertai Allah, dilihat Allah, dan disaksikan Allah, akankah dia melakukan maksiat?’

Kalimat Allahu ma’i…Allahu naadhiri…Allahu syaahidi! Sangat terkenal di kalangan ulama arif billah. Bahkan, Syeikh Al-Azhar, Imam Abdul Halim Mahmud, yang dikenal sebagai ulama yang arif billah menganjurkan kepada Muslimin untuk menancapkan kalimat ini di dalam hati. Maknanya yang dahsyat, jika dihayati dengan sungguh-sungguh, akan mendatangkan rasa ma’iyatullah (selalu merasa disertai, dilihat, dan disaksikan oleh Allah swt, di mana dan kapan saja).

Pada akhirnya, rasa ini akan menumbuhkan takwa yang tinggi kepada Allah swt. Kalau sudah begitu, apakah orang yang merasa selalu disertai, dilihat, dan disaksikan oleh Allah akan melakukan maksiat?.

Taken from

“Ketika Cinta Berbuah Surga”

Habiburrahman El Shirazy


nb: i Luv diS stOry very mUch ^^

2 komentar:

Azzam At-Talib mengatakan...

aku juga suka amat dengan karya yang satu ini. :)

aku ingin tanya, ini pasti versi asal dari indonesia kan? kerna, kalau aku tidak silap, di versi malaysia, ada kesilapan pada tajuknya...

Fieya* mengatakan...

iya ini novel dari habiburrahman el shirazy :)