Senin, 23 Maret 2009

Kisah Sakit Perut


Pernah sakit perut ?
Sakitnya memang luar biasa, perih melilit. Sakit yang satu ini memang tidak bisa diraba, maklum rasa sakitnya berasal dari organ dalam perut. Namun begitu jangan khawatir, ada kisah menarik di zaman nabi tentang pengobatan sakit perut ini.


Abdul Mutawakkil menceritakan, dari Abu Sa'id Al-Khudri, bahwa ada seorang laki-laki yang datang menemui Nabi Shallahu Alaihi Wasallam. Lelaki itu mengadu,

"Saudaraku terserang penyakit perut melilit." Dalam riwayat lain diceritakan, "perutnya melilit-lilit." Maka beliau bersabda, "Minumkan madu !" Lelaki itupun pulang ke rumah. Tak lama ia kembali dan berkata, "Sudah kuminumkan madu, tetapi belum juga sembuh". Dalam riwayat lain dikisahkan,"
...bahkan penyakitnya semakin bertambah." Demikian dikisahkan bahwa lelaki itu kemudian pulang dan kembali lagi hingga dua atau tiga kali. Setiap kembali Rasulullah selau bersabda, "Minumkan madu...!" Pada kali yang ketiga atau keempat beliau menambahkan, "Sungguh Maha Benar Allah, dan sungguh perut saudaramu yang berdusta" (HR Bukhari, Muslim)

Benar, madu dapat mengurangi rasa sakit perut melilit, bahkan menyembuhkannya. hal ini terjadi karena madu dapat membersihkan kotoran-kotoran yang ada dalam usus, lambung, ginjal, lever, dan pembuluh darah. Madu juga dapat menghilangkan ganjalan-ganjalan dalam saluran pencernaan akibat banyaknya timbunan sisa makanan.

Demikanlah yang digambarkan oleh Nabi berkaitan dengan madu dan sakit perut. Penyakit perut dalam kasus ini adalah akibat dari menyantap makanan yang terlalu banyak, hingga kekenyangan. Maka Nabi memerintahkannya untuk menyingkirkan sisa-sisa makanan di usus dengan madu. Mengenai perintah diulanginya pemberian madu tersebut menunjukkan bahwa dalam pemberian obat harus tepat dosisnya. Jika madu atau obat yang lain diberikan kurang dari dosis semestinya maka akan kurang membantu proses penyembuhan, sedang bila kelebihan akan menimbulkan penyakit baru.

Sedang sabda beliau, "Sungguh Maha Benar Allah, dan sungguh perut saudaramu itu berdusta" mengisyaratkan bahwa obat tersebut memang manjur. Penyakit tersebut masih terasa bukan karena obatnya tidak berkhasiat, namun karena perutnya yang bermasalah karena terlalu banyak mengandung zat-zat perusak. Sehingga beliau memerintahkan pengobatannya untuk terus diulang, karena unsur yang harus dibersihkan terlalu banyak.

Wallahu A'lam bish showwab...

sumber : Mukhtazar Thibun Nabawi Ibu Qayyim Al Jauziyyah, Abu Shuhaib Al Karami


2 komentar:

Anonim mengatakan...

madu ternyata banyak sekali manfaatnya ya...
thanks for the info

Fieya* mengatakan...

Alhamdulillah...!! Allah menciptakan sesuatu pasti ad manfaatnya...!!
:)